Menentukan harga jual produk atau jasa bukan sekadar soal menutupi biaya produksi dan mendapatkan keuntungan. Jika harga terlalu tinggi, pelanggan bisa kabur ke kompetitor. Sebaliknya, jika terlalu rendah, bisnis Anda bisa merugi dan sulit berkembang.
Lalu, bagaimana cara menentukan harga yang menguntungkan tanpa kehilangan pelanggan? Simak strategi pricing berikut ini agar bisnis tetap kompetitif dan profit maksimal!
Langkah pertama dalam menentukan harga adalah memastikan semua biaya tertutup agar bisnis tidak merugi.
✅ Biaya produksi: bahan baku, tenaga kerja, biaya pengemasan
✅ Biaya operasional: sewa tempat, listrik, internet, gaji karyawan
✅ Biaya pemasaran: iklan, promosi, komisi reseller
✅ Biaya lain-lain: pajak, ongkos kirim, penyusutan peralatan
📌 Contoh Perhitungan Sederhana:
Jika Anda menjual produk dengan total biaya produksi Rp50.000 dan ingin margin keuntungan 30%, maka harga jualnya:
💡 Harga Jual = Biaya Produksi + (Biaya Produksi × Persentase Keuntungan)
💰 Rp50.000 + (Rp50.000 × 30%) = Rp65.000
Namun, harga ini belum mempertimbangkan faktor pasar dan kompetitor. Mari kita lanjut ke langkah berikutnya!
Jangan menentukan harga secara asal! Lakukan riset untuk mengetahui bagaimana harga produk serupa di pasaran.
✅ Lihat harga kompetitor: Jangan terlalu jauh dari harga mereka, kecuali Anda punya keunggulan unik.
✅ Pahami daya beli pelanggan: Jika harga terlalu tinggi dibanding daya beli target pasar, bisa sulit laku.
✅ Kenali tren industri: Apakah harga sedang naik karena kenaikan bahan baku?
📌 Contoh:
Jika Anda menjual kopi kekinian dan harga di pasar berkisar Rp20.000 - Rp30.000 per cup, maka mematok harga Rp50.000 tanpa nilai tambah yang jelas bisa membuat pelanggan lari ke kompetitor.
Ada beberapa pendekatan dalam strategi pricing. Pilih yang paling sesuai dengan model bisnis Anda!
Menentukan harga berdasarkan biaya produksi + margin keuntungan tetap.
✅ Cocok untuk: bisnis retail, manufaktur, dan produk fisik
✅ Kelebihan: mudah diterapkan dan menjamin profit
❌ Kekurangan: tidak mempertimbangkan faktor pasar dan kompetitor
📌 Contoh: Menjual baju dengan harga produksi Rp100.000, lalu menambahkan margin 50%, sehingga harga jualnya menjadi Rp150.000.
Menentukan harga berdasarkan persepsi nilai yang diterima pelanggan, bukan sekadar biaya produksi.
✅ Cocok untuk: bisnis premium, jasa profesional, dan produk unik
✅ Kelebihan: bisa mendapatkan margin tinggi
❌ Kekurangan: butuh branding kuat agar pelanggan bersedia membayar lebih
📌 Contoh: Sebuah merek parfum eksklusif bisa dijual Rp1.000.000 meskipun biaya produksinya hanya Rp100.000, karena nilai mereknya tinggi.
Menyesuaikan harga dengan kompetitor agar tetap bersaing di pasar.
✅ Cocok untuk: bisnis di industri dengan banyak pesaing, seperti e-commerce dan F&B
✅ Kelebihan: menarik pelanggan yang sensitif terhadap harga
❌ Kekurangan: bisa mengurangi margin keuntungan jika tidak dihitung dengan baik
📌 Contoh: Marketplace online sering menggunakan strategi ini dengan memberikan harga yang sama atau lebih murah dari pesaing agar menarik lebih banyak pelanggan.
Menawarkan harga lebih rendah dari pasar untuk menarik pelanggan baru dan membangun loyalitas.
✅ Cocok untuk: bisnis baru yang ingin cepat dikenal
✅ Kelebihan: bisa meningkatkan volume penjualan dengan cepat
❌ Kekurangan: bisa sulit menaikkan harga di kemudian hari
📌 Contoh: Startup layanan streaming memberikan harga promo murah untuk menarik pelanggan, lalu menaikkan harga setelah pengguna merasa nyaman dengan layanan tersebut.
Harga bukan sesuatu yang statis. Anda perlu menguji berbagai strategi dan melihat mana yang paling efektif.
✅ Pantau penjualan: Jika penjualan menurun setelah menaikkan harga, mungkin harganya terlalu tinggi.
✅ Cek feedback pelanggan: Apakah mereka merasa harga sudah sesuai dengan kualitas yang diterima?
✅ Lihat profitabilitas: Jika omzet naik tapi laba tetap kecil, mungkin harga masih terlalu rendah.
✅ Tes A/B Pricing: Coba jual produk dengan dua harga berbeda dan lihat mana yang lebih disukai pelanggan.
📌 Contoh: Sebuah restoran menaikkan harga menu 10% dan melihat apakah pelanggan tetap datang atau justru berkurang. Jika penjualan tetap stabil, berarti harga masih bisa diterima pasar.
Menentukan harga jual tidak bisa asal-asalan. Anda perlu mempertimbangkan biaya produksi, pasar, kompetitor, dan strategi pricing yang sesuai.
✅ Pastikan harga menutupi biaya produksi dan operasional
✅ Analisis harga kompetitor agar tetap bersaing
✅ Pilih strategi harga yang sesuai dengan model bisnis
✅ Lakukan uji coba dan evaluasi harga secara berkala
🚀 Dengan strategi pricing yang tepat, Anda bisa meningkatkan keuntungan tanpa kehilangan pelanggan!